Rainy Days

Rainy Days Part 1

“wah, hujan, untung bawa payung” kata Leo seraya berlari. “beberapa hari ini, tiada hari tanpa hujan. Hari-hari dipenuhi dengan hujan. Oya, tadi, makanan ringan yang ibu pesan apa yak?” tambahnya lagi. Saking seriusnya mengingat, karena jalanan yang licin, Leo sampai terpeleset dan ‘gubrak’ jatuh di jalan. “adaw!” teriaknya. Ia segera bangkit dan merapikan pakaiannya. “yaelah, nih pakaian baru aja dicuci, udah kotor lagi...” keluhnya. Ia pun mempercepat langkahnya karena hujan mulai semakin deras. Alexander Leonard adalah seorang anak laki-laki berumur 13 tahun, ia adalah siswa kelas 2 SMP, kejadian ini terjadi pada saat ia diminta oleh ibunya untuk membeli beberapa makanan ringan di toko dekat rumahnya.

**cukup pengenalannya, lanjut** Setelah Leo selesai membeli, ia segera pulang. Dalam perjalanan pulang, ia melihat seseorang sedang berteduh di bawah pohon. Leo pun bergerak lebih dekat untuk memperjelas penglihatannya. orang itu, ternyata seorang perempuan, tinggi, dan berambut panjang. “cantik :O” batinnya. “siapa orang itu? Rasanya, baru pertama kali aku melihatnya di komplek ini” tambahnya. Leo pun memberanikan diri untuk mendekat, lalu, ia bertanya “eng,, kamu, ga bawa payung?” lalu, orang itu menjawab “iya, kalau aku bawa payung, ngapain coba, aku berteduh disini =.=” Leo pun bertanya lagi “oooh, mau kuantar?” orang itu pun menjawab “G” **wew, ditolak mentah-mentah... #JLEB** “yaudah, kalau ga mau diantar, nih, kupinjemin payungku, karena aku bawa tiga” tawar Leo sambil menyerahkan salah satu payungnya

“kamu, bawa tiga payung, untuk apa?” tanya orang tersebut. “yaah, untuk jaga-jaga. Karena aku sering terpeleset dan tiap aku terpeleset payungku pasti rusak. Jadi aku bawa cadangan” jawab Leo. “ooh, yaudah, makasih ya, besok, ku kembaliin” kata orang itu. “oya, ngomong-ngomong, kamu sekolah dimana?” tanyanya. “di deket komplek ini, SMPN2” jawab Leo. “ooh, oke deh!” kata orang itu sambil berjalan pulang. Leo masih berdiri diam. “rasanya, ada hal penting yang perlu ditanya deh, apa yak?” katanya. “oya! Namanya! -_- yaah, lupakanlah, nanti kan dia juga bakal ngembaliin payung itu, tapi, gimana dia bisa kembaliin coba, dia aja ga tau namaku, ga tau alamatku. -_-“ tambahnya lagi.



                **Esok harinya**
                Leo hampir terlambat masuk ke kelasnya dikarenakan hari ini hujan lagi. Tetapi, ia tiba tepat waktu, walau dengan muka yang kusut karena berlari ke sekolah. Dengan nafas ngos-ngosan, ia berjalan perlahan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, lonceng berbunyi. Guru pelajaran pertama pun masuk bersama wali kelas. “apa yang dilakukan pak walikelas?” batin Leo. “yak anak-anak, hari ini kita punya teman baru di kelas ini, Lucy, silahkan masuk” kata pak wali kelas. “Michelle?” kata siswa-siswi di kelas. Michelle pun masuk ke dalam kelas, dan berkata “perkenalkan, nama saya, Lucy Margery Alison, kalian bisa memanggilku Lucy dan saya berumur 13 tahun” Leo sangat kaget. “dia, yang waktu itu? :O” batin Leo. “yak, terimakasih atas pengenalan dirinya, Lucy, nah, silahkan pilih tempat duduk yang kamu inginkan” kata pak wali kelas.

“boleh kah saya duduk disana pak?” tanya lucy kepada pak wali kelas sambil menunjuk ke arah kursi kosong disamping Leo. “boleh, silahkan” kata pak wali kelas. “CIEEEEEE” teriak anak satu kelas. “hush, pelajarannya dimulai sekarang.” Kata pak guru. “jadi, namamu Lucy?” tanya Leo pada saat pelajaran berlangsung. “iyaa..” jawab lucy. “ooh,, salam kenal, namaku Leo” kata Leo. “salam kenal juga..” balas Lucy. “ngomong-ngomong, ini nih, payungmu” kata lucy sambil memberikan payung Leo. “makasih ya, kalau bukan karena payungmu, aku pasti menunggu di bawah pohon itu seharian.. J” tambahnya lagi. “ooh, iya,, sama-sama...” jawab Leo. “heh! Kalian, pada saat guru menerangkan, mohon didengar dengan baik!” kata pak guru menyela pembicaraan mereka. “iya pak” kata Leo dan Lucy bersama-sama. Mereka pun tersenyum kepada satu sama lain.

Setelah ditegur oleh guru, mereka sempat bertukar nomor handphone masing-masing. Saat lonceng berbunyi tanda istirahat berbunyi, semua anak cewek di kelas langsung mengelilingi Lucy. ada yang bertanya alamat, nama lengkap, hobi, dan lain sebagainya. Sedangkan Leo keluar kelas bersama anak laki2 lainnya untuk membeli makanan. Setelah selesai membeli makanan, Leo pun segera kembali ke kelas, pada saat ia kembali ke kelas, ia mendengar salah satu anak cewek di kelas bertanya pada lucy “lucy, apakah kamu tertarik pada Leo?” “hm? Tentu saja tidak” jawab Lucy. **DEG, JLEB, mantab dah, nyucuknya**  Leo yang mendengar hal itu, tetap biasa saja walau sebenarnya pikirannya berkecamuk. “eh, ada Leo ternyata” celetuk salah seorang anak cewek di kelas. Leo tetap diam. 

Tak lama kemudian, pelajaran pun dimulai, semua siswa di kelas kembali ke tempat duduk masing-masing. Lucy yang heran kenapa wajahnya Leo seperti ‘orang mau mati’ akhirnya bertanya, “leo, kamu, kenapa?” “eh, gapapa kok” jawab Leo. “masa’?” tanya lucy lagi. “iyaa, beneran” jawab Leo. “trus, kenapa mukamu kayak orang mau mati?” tanya Lucy. “halah, enggak lah, perasaanmu aja kali” jawab Leo. “cieee, yang lagi asik berduaan” olok Michelle. “CIEEEEEE” kata siswa sekelas, lalu diakhiri dengan tawa **hahaha, lucu sekali, hahahaha, lucu banget, sumpah** Leo dan Lucy tetap diam. Tak lama kemudian, Guru pelajaran bahasa indonesia pun datang dan menerangkan beberapa hal. Beberapa jam kemudian, lonceng tanda pulang berbunyi. Leo pulang bersama teman-temannya. Dalam perjalanan pulang, teman-temannya bertanya pada Leo.

“eh, leo, kamu, suka ya, sama Lucy?” “hah? Ng,, yaa, sedikit, sih.” Jawab Leo. “wah, naksir sama anak baru nih. Hahahaha...” kata temannya. “emang kenapa? Siapa tau kan, dia juga suka sama aku gitu” jawab Leo. “hahahaha, NGIMPI! :P” kata teman-temannya sambil tertawa. Tak lama kemudian, jalan Leo dihadang oleh beberapa anak. “heh, Loe, yang suka sama Lucy, jangan sekali-sekali dekati dia” kata seorang anak yang kelihatan seperti pemimpinnya. “kamu, siapa?” tanya Leo. “Nama gua Jeremy William, jika kau masih dekati Lucy, loe harus berhadapan dengan gua” jawab Jeremy.



“emg loe siapa nya Lucy?” tanya Leo seraya menantang **gila nih anak, nantang anak preman** “gua? Pacarnya!” jawab Jeremy. “MIMPII!!! bohong, lucy kan ga punya pacar” olok Leo. “eh, kok tau? Ketahuan deh,,” jawab Jeremy. “Lucy ga suka sama siapa-siapa, karena itu, akulah yang akan menjadi orang yang disukai Lucy!” tambahnya lagi. “lihat saja nanti :P” jawab Leo. Pertarungan memperebutkan hati seorang cewek pun dimulai! Jeremy pun berkata “okeh, pertarungan ini dimulai! Yang menang yaitu orang yang mendapat hatinya Lucy!” dan Leo pun berkata “Wokeh!” dan Jeremy pun berkata “paling loe ga bakal bisa” “lihat saja nanti” kata Leo. Lalu, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

**Esoknya lagi**

Hari ini Leo pergi ke sekolah lebih cepat, karena cuaca sedang tidak hujan. Saat dia sampai di kelas, hanya ada Lucy di kelas itu. “Pagi Lucy” sapa Leo. “pagi juga Leo” jawab Lucy sambil tersenyum. Leo terdiam, **nge-fly** dalam dirinya masih resah, apakah benar Lucy tidak menyukai siapapun? Akhirnya, ia pun bertanya pada Lucy. dan Lucy pun menjawab “untuk saat ini sih, masih belum ada” Leo pun bertanya lagi “kenapa, ga ada?” Lucy menjawab “mungkin, masih belum ada cowok yang sesuai dengan tipeku” Leo makin penasaran **duagh** dan ia bertanya, bagaimanakah tipe cowok Lucy, tetapi, Lucy tak ingin menjawabnya. “rahasia” katanya. Tak lama kemudian, kelas mereka pun mulai ramai, dan percakapan mereka berakhir di situ.

**saat lonceng tanda istirahat berbunyi**

Jeremy mendatangi Lucy dan mengajak nya untuk makan siang bersama. Dan leo pun menyela, “maaf, Lucy ingin makan denganku” katanya. “oya?” tanya Jeremy sambil mengolok. “aku tak setuju dengan itu, bagaimana begini, kau, kutantang kau berkelahi!” tantang Jeremy. “oke, kelahi apa?” tanya Leo. “terserah aja, enaknya kelahi apa ya?” tanya Jeremy balik. **gubrak** “ga tau, yang penting jangan sampai sakit” jawab Leo. **ya namanya bukan kelai kalau gitu.** “yaudah deh, daripada pusing, mending, siut aja, gunting batu kertas” kata Jeremy. “oke!” jawab Leo. Tak lama kemudian, lonceng tanda masuk berbunyi, dan mereka pun tak jadi – berkelahi – gunting – batu – kertas.

Saat pulang sekolah, Leo pun menemui Lucy. “eh, Lucy, aku mau nanya nih” tanya Leo. “mau nanya apa?” tanya Lucy balik. “ng..........” Leo berfikir. “lupa..” katanya. “lha, kenapa lupa?” tanya Lucy heran. “aku lupa gara-gara nih, penulis bkin aku lupa” jawabnya. “apaan sih?” tanya penulis. “halah, diem aja lu penulis” jawab Leo. “yaudah, ntar kubikin kalian berpisah selamanya gimana neh?” ancam penulis. “oh, iya, ampun penulis” kata Leo. Tak lama setelah itu, Leo pun ingat apa yang ingin dia katakan pada Lucy. **ingat yo leo, kamu bisa inget gara-gara penulis bikin kamu inget :P** “Lucy, maukah kau...” tanya Leo terputus. “Mau apa????” tanya Lucy balik. “hngg.....” kata Leo membuat lucy penasaran. “hng,,, ga jadi deh” kata Leo seraya pergi meninggalkan Lucy. Lucy yang tak tahu apa-apa pun bingung, dan tak lama kemudian memutuskan untuk pulang.




Rainy Days, Part 2



*esoknya*

Lucy datang pagi sekali ke sekolah. Saat ia tiba di kelas, hanya ada Leo di kelas itu. “pagi Leo” kata Lucy. “eh, pagi juga Lucy” jawab Leo. Karena masih penasaran, Lucy pun bertanya “Leo, kemarin itu, sebenernya kamu mau nanya apa?” Leo pun menjawab “eh, ng, gapapa kok” “ah, masa’? bohong nih” kata Lucy. “iya deh, sebenernya, aku mau nanya” jawab Leo. “siapa, orang yang kau sukai, Lucy?” tanya Leo. “hm? Kasih tau dulu, kamu suka sama siapa” jawab Lucy. “hm? Gamau” kata Leo. “yaudah kalau kamu ga mau” kata Lucy. “eh, iya deh, aku itu... suka sama....” kata Leo terputus. “siapa?” tanya Lucy. “kamu” jawab Leo. **blush** muka Leo merah padam. Dan Lucy pun tak menyangka bahwa Leo suka sama dia. **aw aw aw** beberapa saat kemudian, Lucy pun berkata “maaf yah Leo, tapi, dihatiku, udah ada orang lain” katanya pelan.

Leo pun tersenyum simpul. “iya, aku, udah tau kok” **padahal dalam pikiran tuh anak (Leo) udah bagai di tusuk dengan pedang Inuyasha, dihajar sama naruto, ditabrak meteor, diculik alien ke bulan, ditinggal di bulan, di tabrak saturnus di bulan, lalu jatuh ke bumi, dan ditabrak oleh planet Jupiter, lalu di serang oleh ka-me-ha-me-ha Goku, planet nya hancur, dan Leo terdiam di angkasa, lalu ditabrak oleh pesawat ulang-alik hingga menabrak matahari, lalu ditabrak oleh komet yang menyimpang jalurnya di matahari, lalu ditabrak oleh galaksi lain, lalu ditabrak oleh bintang ini, itu, dan lain sebagainya dan akhirnya pingsan...... lalu tersadar kembali, dipukul pake gitar, lalu pingsan lagi** tak lama kemudian, siswa-siswi yang lain pun mulai berdatangan.

Selama pelajaran, Leo tak dapat konsentrasi **rasain tuh** bel tanda istirahat pun berbunyi. “yo Leo” sapa Alvin. “yo” jawab Leo. “loe kenapa? Kok murung?” tambahnya. “yaah, karena suatu hal” jawab leo. “yang tadi pagi, kau bicarakan dengan Lucy?” tebak Alvin. “eh, tau darimana?” tanya leo. “aku mendengarkan semuanya dari balik pintu kelas” jawab alvin seraya tertawa. “bagaimana kalau kita caritau? Soalnya, aku juga harus melengkapi data siswa di kelas (hahahaha)” usul Alvin. “hm? Tapi bagaimana caranya?” tanya Leo. “Pertama, kita lihat laci lucy. karena tadi aku udah melihat-lihat (mumpung lucy ga ada) ada surat yang menyatakan bahwa sang penulis surat ingin bertemu dengan Lucy sepulang sekolah di belakang sekolah” jawab leo. “nah, terus?” tanya leo lagi. “terus nabrak. Banyak tanya lu ah, pokoknya ntar ikut aku aja” jawab Alvin.

Sepulang sekolah, sesuai dengan rencana, mereka (leo dan alvin) pergi ke belakang sekolah. Setiba disana, mereka menemui Lucy dan beberapa siswa laki-laki dari sekolah ini. Dan yang berdiri di paling depan dari group itu, mungkin pemimpinnya. “Alvin, siapa anak laki-laki yang berdiri paling depan itu?” tanya leo. “anak itu, kalau ga salah dia dari kelas 9, namanya Dimas.” Jawab Alvin. “ssst, berisik, aku mencoba mendengarkan percakapannya tau” kata leo. “lah, yang nanya siapa...” batin Alvin dalam hati. Mereka mendengarkan percakapan basa-basi dimas, sampai akhirnya dimas bertanya pada Lucy “lucy, apa kau mau menjadi pacarku?” katanya. “tidak mau” jawab Lucy. “kumohon?” pinta dimas. “kalau kubilang tidak mau ya tidak mau” jawab Lucy. dimas tertegun, “yaudah teman-teman, kita paksa dia” perintah Dimas.

Teman-temannya pun mengeluarkan berbagai balok kayu yang mereka sembunyikan, lalu mengelilingi Lucy. “Alvin! Kita harus membantunya!” kata leo. “tapi,, aku takut” jawab Alvin. “ya udah, aku aja yang maju” kata leo. Akan tetapi, leo terlambat. Saat ia beranjak untuk membantu lucy, lucy telah dipukul beberapa kali oleh teman-teman dimas. Tik . . tik . . tik . . hujan muncul tanpa disangka. Kemarahan Leo meluap atas yang ia lihat apa yang didepan matanya. “kalian. . . tak akan kumaafkan!” kata leo. Leo pun berlari, dan menghajar teman-teman dimas. Melihat teman-temannya yang tak berdaya menghadapi leo, dimas pun mulai takut, dan tak lama kemudian ia lari. “jangan lari!” kata Leo. tiba-tiba leo merasa ada yang aneh, penglihatannya mulai kabur dan saat penglihatannya jelas, ia sudah ada tepat didepan Dimas. “a . . ap . . apa!??” kata dimas terbata. “bagaimana bisa kau secepat itu?” tanya dimas. Leo tak menjawab. Dan dimaspun berlari ke arah yang berlawanan. Tetapi sia-sia. Hal itu terjadi lagi dan Leo sudah ada di depannya lagi dan leo pun langsung memukulnya **duagh**

“permainan berakhir” kata leo. seraya meninggalkan dimas. Saat ia membalik badan, ia tak melihat lucy, ataupun Alvin. “tidak, permainan belum berakhir” kata dimas. “kau! Kau kemanakan lucy dan alvin!?” tanya Leo. “hahahah, sebenarnya, aku hanyalah umpan, agar rencana ketua kami dapat berhasil. . .” kata dimas. “ketua kalian? Siapa!?” tanya leo. “ketua kami adalah... Alvin” dimas mengatakan dengan pelan nama ketua mereka. Leo hampir tak percaya atas apa yang didengarnya. “sekarang katakan, dibawa kemana lucy oleh alvin? Jawab!” ancam leo. “aku tidak tahu, Leo memiliki kekuatan spesial, sama sepertimu, kekuatan yang memindahkan dirinya dan apa yang disentuhnya ketempat yang ia inginkan. Jadi, ia bisa membawa Lucy kemana saja” jawab dimas. “aku, memiliki kekuatan itu?” tanya leo dalam hati. “tetapi, suatu keuntungan yang besar untuk Alvin.

Sepertinya, kau belum bisa menguasai kekuatan itu dengan baik” kata dimas. “iya, dia benar, tadi itu, aku, tak tahu bagaimana cara melakukannya” batin leo. “tetapi, Alvin juga punya satu kekuatan lagi” kata dimas sambil berdiri merapikan bajunya. “ia, dapat menghipnotis orang lain” kata dimas. “apa?” tanya leo. “iya, bahkan untuk melakukan rencana ini, ia menghipnotis kami semua” jawab dimas. “woi! Jangan buang waktumu! Jika kau benar-benar menginginkan gadis itu, maka kejarlah sebelum Alvin menghipnotisnya!” kata dimas. Leo pun langsung berlari keluar sekolah. “Leo, pikirkan baik-baik, bagaimana caramu untuk melakukan hal itu” batin Leo. Leo pun memejamkan matanya, dan tiba-tiba hujan deras terjadi dan perlahan air hujan mengelilingi Leo, membentuk suatu pusaran air. Pusaran air itu semakin lama semakin kecil dan akhirnya hilang bersama Leo. saat leo membuka matanya, dihadapan matanya ada Lucy dan Alvin, di sebuah bangunan tua yang dulunya merupakan pabrik.

“wah, wah, lihat siapa yang datang, orang yang berhasil kubodohi” kata Alvin. "sepertinya kau sudah menguasai kekuatan untuk berpindah tempat" tambah Alvin lagi “serahkan Lucy.” kata leo. “wow wow wow tunggu dulu, tidak bisa, kau sudah terlambat Leo, aku telah menghipnotis Lucy, sekarang ia tertidur karena mengalami ilusiku” kata Alvin. “grrh” gerang Leo. “bagaimana cara menyadarkan Lucy?” tanya leo dalam hati. Hari perlahan mulai senja, matahari telah bersiap untuk terbenam. "yah, karena kau sudah ada disini dan mengganggu saja, lebih baik aku menyingkirkan mu." kata Alvin.


Bola mata leo yang hitam perlahan berubah menjadi biru dengan hujan yang kian menderas. “ayo, serang aku” kata Alvin. karena bangunan pabrik yang tua, atap-atap banyak yang rusak, hujan pun dapat masuk ke dalam pabrik. “kau yang minta” kata leo. leo pun mengarahkan telapak tangannya pada Alvin. tak lama kemudian, butir-butir air mulai berkumpul di tangannya. “wah-wah, elemen air” kata alvin. leo pun menembakkan air yang terkumpul itu pada Alvin. Alvin tak menghindar dan hanya menerimanya.

**duagh** “hanya segitu kemampuanmu?” tanya Alvin. “tentu saja tidak” jawab Leo yang tiba-tiba sudah berada di belakang Alvin. “apa!?” kata Alvin. Leo pun melakukan tembakan air itu sekali lagi. “aargh!” teriak Alvin. tak berhenti disitu saja, leo mengendalikan genangan air yang ada disekitarnya menjadi tangan gurita dan menangkap Alvin. “permainan berakhir, Alvin” kata Leo. “oya?” tanya Alvin. “Leo, apa kau tau, darimana kau dapatkan kekuatan ini?” tanya Alvin. leo tak menjawab. “yah, sebenarnya, tak ada yang pernah tau darimana seseorang mendapatkan kekuatan ini, karena kekuatan seperti ini hanya dapat muncul pada beberapa orang yang terpilih seperti kau, aku, dan juga gadis ini.” Jawab Alvin. “lucy, juga memiliki kekuatan seperti ini?” tanya Leo. “tentu saja, dan aku, akan merebutnya.” Kata Alvin.

Sinar matahari senja perlahan mulai menghilang, gelapnya malam mulai menyelimuti. “hehehe, hahahaha” tawa Alvin. “sayangnya, permainan berakhir UNTUKMU! Leo!!” kata Alvin. “halah, mana bisa, kan elu yang terpojok!” kata Leo. “oya?” tanya Alvin. ‘sraak!’ ada sesuatu yang memotong tangan gurita air Leo dan Alvin pun terbebas. “apa?” kata Leo terkejut. “mari kita mulai permainannya” tantang Alvin. “grrrh” geram Leo. leo pun menyerang Alvin dengan tangan gurita yang melesat bagai peluru dari genangan air yang ada. Disekitar Alvin mulai muncul sesuatu yang gelap mengelilinya dan melindunginya dari serangan leo.

“kenapa seranganku tak bisa tembus!?” tanya leo penasaran. “leo, kau tau elemenmu air, tetapi, elemenmu jauh lebih lemah dari elemenku, bayangan” kata Alvin. alvin pun menciptakan beberapa prajurit dari bayangan untuk menyerang Leo. leo berusaha menghindar dan menghancurkan prajurit bayangan itu, tetapi tak berhasil. Leo pun tertangkan oleh prajurit bayangan Alvin. Alvin menciptakan pedang dari bayangan, mendekati leo, dan mendekatkan pedang itu ke lehernya. “permainan berakhir, leo” katanya. Pada saat ia akan memotong leher Leo, ada seseorang yang berteriak. “Leo, apa hanya itu yang kau bisa!?” teriak orang tersebut. Tiba-tiba muncul suatu kilatan cahaya dari arah orang itu ke arah Alvin, walau alvin dapat menghindar, kilatan cahaya itu dapat memusnahkan bayangan ciptaan Alvin untuk sesaat dan membebaskan Leo.

Leo pun menoleh ke arah orang itu, tampak wajah yang sangat familiar. Kau, datang ke sini untuk menyelamatkan Lucy? tanya Leo. “tentu saja, aku dengar semuanya dari Dimas” jawab orang tersebut. “kata-kata yang lumayan keren dari seorang pengendali petir, tapi tetap aku yang terbaik” kata Leo. “halah, tadi saja kau hampir mati jika tak ada aku” jawab orang itu. “ya, ya, terserah, bantu aku menghabisi Alvin” kata leo. “terserah” jawabnya. “grrrhh...” geram Alvin.

Siapakah orang yang menyelamatkan Leo? dan dapatkah mereka mengalahkan Alvin sang pengendali bayangan?