“Jack! Hentikan!” teriak seseorang tiba-tiba. Mendengar suara
yang familiar, Jack dan Grace menoleh. Mereka lihat bahwa orang itu adalah
Randy dan Rio yang sedang berlari kearah mereka. Serentak mereka langsung mendorong Jack agar
menjauh dari Grace. “Grace! Kau tak apa-apa?” Tanya Randy sambil menghampiri
Grace. “Iya, aku tidak apa-apa, berkat kalian” Jawab Grace. “Hei hei, kenapa
mendorong ku seperti itu?” Tanya Jack. Rio dan Randy menoleh dan menatap Jack.
Rio : “Apapun yang
ingin kau lakukan untuk menculik jiwanya, lupakanlah! Kau tidak akan bisa!”
Jack : “menculik
jiwanya? Apa yang kau bicarakan?”
Rio : “Kau kira
kami tidak tahu bahwa kau adalah ‘Stingy Jack’!?”
Jack : “Apa
maksudmu? Tentu saja aku bukan ‘Stingy Jack’!”
Grace : “Lalu kenapa
tadi kau berlagak seperti ingin mengambil jiwaku?”
Jack : “Ayolah,
kalian tahu kan aku emang usil? Tadi Grace bilang bahwa dia takut kepada ‘Stingy Jack’, makanya aku berlagak seperti
itu untuk membuatnya takut. Yah, sekidar iseng
saja sih.”
Randy : “Hm, kalau
dipikir lagi, Jack memang usil.”
Rio : “Kalian
jangan terpengaruh tipu dayanya. ‘Stingy Jack’ pintar berbohong.”
Jack : “tapi aku
bukan ‘Stingy Jack’!”
Randy : “Bagaimana
kalau begini saja, nanti malam, kita berkumpul tepat pukul 8, di balai kota. Dengan cara ini, kita bisa mengetahui
jack adalah ‘Stingy Jack’ atau bukan dengan cara mengawasinya setiap saat.”
Grace : “Aku setuju”
Jack : “Aku juga
setuju”
Rio : “grrh,
baiklah. Nanti malam, pukul 8, di balai kota. Jangan sampai ada yang terlambat”
*Pukul 07.45
malam, di balai kota*
Tampak
Grace, Randy, dan Lily telah berada di balai kota, menunggu Jack dan Rio. Grace
memakai kostum penyihir, Randy memakai kostum Frankenstein, dan Lily memakai
kostum peri. Grace tampak resah, ia berulang kali melihat jamnya.
Tak lama
kemudian, mereka mendapat telepon dari Rio. “Teman-teman! Cepat ke sini! Daerah
11th street NY! Aku melihat ‘Stingy Jack’!!!” ujarnya singkat lewat
telepon. “Stingy Jack!? Teman-teman, ayo kita bergegas!” Kata Randy. Grace dan
Lily mengangguk, dan mereka pun berlari ke lokasi yang telah disebutkan oleh
Rio.
Sesaat
kemudian mereka pun tiba. “Dimana ‘stingy jack’ nya?” Tanya Randy. “tidakkah
kau melihatnya!? Di seberang jalan sana! Persis seperti yang kita lihat tahun
lalu!” kata Rio sambil menunjuk ke arah seberang jalan. Tampak sosok orang
berkepala labu, berbaju lusuh, dan membawa lentera yang terbuat dari labu dan
berjalan perlahan mendekati anak-anak yang lewat. Randy dan teman-temannya pun
terkejut. “itu,, ‘Stingy Jack’!” kata Randy. “Apakah Jack sudah datang?” Tanya Rio.
“Belum” jawab Lily. “Maka orang itu pasti Jack!” kata Rio.
“Ayo beraksi
teman-teman!” kata Randy. Semuanya mengangguk, lalu dengan sigap mereka berlari
ke arah orang itu lalu mengepung dan menabraknya hingga terjatuh. Dan kepala
labunya pun lepas saat ia terjatuh. Ternyata, yang ada di dalamnya. . .
“Jack!?”
teriak mereka bersamaan. “hehe, iya, ini aku” kata jack sambil tertawa. “jadi,
kau anak yang kita lihat tahun lalu?” Tanya Rio. “tentu saja” jawab Jack. “bukannya
kau bilang bahwa kau tahun lalu kau tidur di kamarmu?” Tanya Randy. “Yah,
mungkin setelah kalian melihatku, aku pulang ke rumah dan tidur. Hehehe” jawab
Randy sambil tertawa. “haalaah, Jack, bikin kita repot saja” kata Grace. “hehehe”
tawa Jack. “Baiklah, mari kita ke rumah tetangga dan…” “Trick or Treat!!!” kata
mereka bersama sambil menyebar ke rumah-rumah tetangga meninggalkan Jack
sendiri di tempat tadi.
Jack
tersenyum lebar sambil mengambil lentera yang padam yang terjatuh tadi. Matanya
bersinar, wajahnya menjadi berwarna oranye, dan perlahan kepalanya berbentuk
seperti Labu. Lalu lenteranya yang padam tadi, menyala dengan sendirinya. “Selamat
hari Halloween” Katanya tersenyum sinis, sambil berlalu, ditelan kegelapan malam.
--- Tamat ---
No comments:
Post a Comment